Mengenal Lebih Dalam tentang Stigma Sosial Kesehatan Mental di Indonesia

Persoalan kesehatan mental di Indonesia masih ditabu, seringkali menjadi bahan ejekan, dan dianggap sebagai aib. “Di Indonesia, banyak yang menganggap kesehatan mental itu tidak penting, itu hanya masalah orang gila saja,” ungkap Psikolog Klinis, Dinda Dewinta. Masyarakat umumnya memiliki persepsi negatif dan merendahkan terhadap individu dengan gangguan kesehatan mental, disebabkan kurangnya pemahaman tentang isu ini. Hal tersebut menciptakan stigma sosial yang berdampak pada rasa malu, penolakan diri, dan kesulitan dalam mencari bantuan.

Kondisi ini juga menghalangi penderita untuk berbicara tentang masalah mereka, yang pada akhirnya menghambat proses penyembuhan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, prevalensi gangguan jiwa berat pada tahun 2018 sebesar 1,7% dan gangguan jiwa ringan sebesar 9,8% dari total populasi Indonesia. Dampak dari stigma ini tidak hanya mempengaruhi penerimaan masyarakat, namun juga bisa berpengaruh pada pengalaman individu dalam mencari dan menerima pengobatan.

Strategi Efektif untuk Memerangi Stigma Sosial Kesehatan Mental di Indonesia

Salah satu cara memerangi stigma ini adalah dengan edukasi kepada masyarakat. Jurnalis senior, Desi Anwar, menuturkan, "Pentingnya edukasi terkait isu kesehatan mental ini harus menjadi bagian penting dari kurikulum pendidikan kita." Edukasi dapat membantu masyarakat memahami bahwa gangguan kesehatan mental bukanlah sebuah aib, melainkan kondisi medis yang bisa dialami oleh siapa pun dan bisa disembuhkan.

Selain itu, dukungan dari pemerintah juga sangat dibutuhkan. Dewinta menambahkan, "Pemerintah harus berperan aktif dalam menyediakan layanan kesehatan mental yang mudah diakses oleh masyarakat." Saat ini, layanan kesehatan mental di Indonesia masih terbatas dan kurang merata. Dengan adanya kebijakan yang mendukung dan peningkatan akses layanan ini, diharapkan penderita dapat segera mendapatkan bantuan yang diperlukan.

Terakhir, penting juga untuk membangun empati dan saling mendukung antar individu. Sebagai masyarakat, kita harus berusaha untuk lebih menghargai dan memahami orang-orang dengan pengalaman kesehatan mental. Menyikapi dengan empati dan tanpa prasangka akan memudahkan mereka untuk berbicara tentang masalahnya dan mencari bantuan.

Jadi, mari kita bersama-sama memerangi stigma sosial terhadap kesehatan mental. Dengan pemahaman dan dukungan dari kita semua, kita bisa membantu mereka yang berjuang dengan masalah kesehatan mental untuk mendapatkan pengobatan dan dukungan yang mereka butuhkan.